Monday, July 23, 2012

Tunjuki Kami Jalan (Taufik Ismail)

Tunjuki Kami Jalan (Taufik Ismail)

Puisi ini karya penyair kondang Taufik Ismail. Dibacakan beliau sendiri pada saat acara Special Iwan Fals, Jelang Pemilu Indonesia -Satu Untuk Negeri- Live di TV One pada tanggal 8 April 2009, sehari sebelum Pemilihan Umum legislatif. Puisi yang sangat ‘berani’ ini dibacakan oleh Taufik Ismail dengan tegas dan lantang.


Tunjuki Kami Jalan

Taufik Ismail


Dengan hati yang berdebar-debar
Sebuah bangsa akan memasuki lagi sebuah gerbang yang besar
Gerbang pelaksanaan ide yang bernama demokrasi untuk ke sepuluh kali

1,6 juta orang akan memperebutkan 18 ribu lebih kursi
Mewakili seluruh strata perwakilan di seantero negeri
Untuk itu mereka menghabiskan lebih dari 100 triliun rupiahnya secara pribadi

Ini demokrasi terlampau mahal
Demokrasi yang sangat mahal bagi bangsa yang miskin
Bangsa yang berhutang 1.500 triliun rupiahnya

Di sebuah negeri yang 40 juta warganya menganggur tidak mendapatkan kesempatan kerja
Di negeri yang petani miskinnya berpuluh tahun mensubsidi harga beras orang kota

Bangsa yang terhadap keadilan seperti hampir kehilangan harap
Di negeri yang hukum sukar ditegakkan karena tiangnya penuh rayap

Bangsa yang sakit kronis karena dicengkram epidemi korupsi
Di negeri yang malingnya makin banyak dengan datangnya reformasi

Bangsa yang anak-anaknya 6 juta dibelenggu narkoba
Di negeri yang anak-anaknya tidak mendapat bangku sekolah 10 juta

Kemudian bangsa ini makin permisif, segala boleh
Syahwat yang semakin gawat di negri yang kini
Negeri kita adalah surga pornografi yang paling murah didunia

Kemudian bangsa yang bertanya-tanya macam apa ini merdeka?
Dinegri yang seperti dijajah ini

Karena apa? Karena di dikte !
Karena di dikte…! di dikte…!
Oleh kemauan negara adi kuasa

Ada sebagian dari bangsa kita yang nilai-nilai luhurnya berantakan
Ada sebagian dari bangsa kita yang dimatanya tidak jelas lagi batas halal dan haram
Ibarat membentang benang hitam di hutan kelam jam satu malam

Banyak persoalan… banyak persoalan…
Maa dzaa aroodallahu bihadza matsalaa
("Apakah maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?") (QS 2:26)
Ini luar biasa ruwet dan sulitnya problema bangsa

Tapi saudaraku… saudaraku… saudaraku
Jangan putus asa
Bersama mari kita selesaikan raksasa permasalahan

Membasmi kebodohan
Memberantas kemiskinan
Menghabisi perilaku koruptif
Mencegah kekerasan dan anarki
Menegakkan… menegakkan hukum dan keadilan

Robbana… robbana…
Semoga kita tetap diberiNya kesempatan dan keampunan
Kemudian… kemudian…
Semoga masih ada cahaya di atas sana
Untuk bangsa kita…