Saturday, December 10, 2011

BAIK DAN BURUKNYA MANUSIA

BAIK DAN BURUKNYA MANUSIA


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

قَالَ رسول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : 
أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْب (صحيح البخاري


Sabda Rasulullah saw :

“Ketahuilah, sungguh pada tubuh itu terdapat segumpal daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, jika ia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya, ketahuilah bahwa ia adalah hati” (Shahih Bukhari)


Limpahan Puji Kehadirat Allah Swt yang telah memberikan kita anugerah keimanan dengan cahaya Keagungan Allah Swt. Bersama Nurrussamawati Wal Ardh (Allah Swt), Maha Raja yang Menerangi langit dan bumi, Yang Maha Menerangi jiwa hamba Nya dengan ketenangan, dengan kebahagiaan, dengan kesejukan, dengan kebahagiaan (sa’adah) dunia dan akhirat.


Sebuah hadis Nabi SAW yang diriwayatkan di dalam Shahih Muslim, ketika datang seseorang kepada Nabi Saw dan bertanya :

“Ya Rasulullah amal apa yang membuatku semakin dekat kepada surga dan semakin jauh dari neraka?”.

Rasul saw tersenyum dan terdiam seraya bergumam “laqad hudiy..laqad hudiy..., laqad hudiy..,” (orang ini sudah dapat hidayah), kata Rasul saw.


Padahal orang itu belum beramal apa apa, belum berbuat sesuatu hanya bertanya “apa yang membuat amal seseorang jauh dari neraka dan makin dekat ke surga?”. Munculnya keinginan dari hal itu adalah perasaan yang indah dan itulah hidayah yang disabdakan oleh Sang Nabi saw “laqad hudiy” (dia sudah mendapat hidayah), kata Rasul saw.

Maksudnya apa? ketika jiwa mempunyai keinginan untuk berbuat hal hal yang indah di sisi Allah, itulah Cahaya Hidayah. Semoga Allah menerangi jiwa kita dengan cahaya hidayah (amin ya robbal ‘alamin).


Kehidupan ini berubah ubah tergantung dengan sanubari dan perasaan hati. Sebagaimana hadits yang kita baca diatas, hadits riwayat Shahih Bukhari :


“Ala wa inna fiiljasadi mudhghatan” (bahwa di dalam tubuh manusia itu ada segumpal daging). Daging itu banyak, ada di kepala, di tangan, di kaki.


Ada segumpal daging kata Sang Nabi saw, “idza shalahat shalahaljasadu kulluh wa idza fasadat fasadaljasadu kulluhu” (apabila ia baik itu segumpal daging maka baik seluruh tubuhnya, kalau seandainya gumpalan daging itu buruk, buruklah seluruh tubuhnya).


Apakah itu? “ala wa hiyalqalb” (itulah sanubari dan hati kita). Perasaan kita itulah yang membuat kehidupan kita dan tubuh kita menjadi baik perlakuannya atau menjadi buruk.


Ketika seseorang beriman kepada Allah dan mengetahui Cahaya Keagungan Rabbul Alamin. Jiwanya senang dengan kedekatan kepada Kehadiratullah. Berdzikir mensucikan dirinya, ia akan melihat bahwa anggota tubuhnya juga akan sangat berat berbuat dosa. Kenapa? karena sanubarinya suci.


Sudah dikatakan oleh Sang Nabi Saw (dalam hadits tsb), maka jika hatinya penuh kerusakan, penuh caci maki terhadap saudaranya, penuh kebencian, muncul nanti ucapan yang buruk, penglihatan yang buruk, pendengaran yang buruk, perbuatan yang buruk, hari hari yang terus di dalam kegelapan,


Oleh sebab itu ketika kita memahami ini, benahi jiwa dan sanubari kita, benahi perasaan kita, Jadikanlah Cahaya Allah menerangi sanubari dan perasaan kita hingga akan kita temukan dosa dosa itu jauh dari kita dan sangat sulit kita melakukannya.


Kalau jiwanya sudah penuh dengan kemungkaran maka tubuhnya sangat mudah terjebak di dalam dosa. Oleh sebab itu kalau muncul pertanyaan “bagaimana caranya terhindar dari dosa dosa?”. (maka jawabannya) Jaga perasaan dan hatimu agar selalu di dalam kekhusyuan kepada Allah Swt.


Kita bertanya “bagaimana caranya khusyu’?, bagaimana caranya agar jiwa kita dipenuhi Cahaya Allah?”. Maka ingatlah saat saat perjumpaan dengan-Nya, disaat tubuhmu sudah tidak bernyawa lalu diturunkan ke dalam lubang yang menjadi rumah yang terakhir di dunia, saat itu tubuh kita di hadapkan dan wajah kita diciumkan ke tanah, kafan yang menutupi wajah dibuka, mukanya diciumkan ke dinding kuburnya dan tanah ditumpahkan diatas tubuh kita, dan saat saat itu kita berpisah dengan segala galanya. illallah (kecuali Allah), berpisah dengan segala galanya selain Allah Swt Yang Maha Ada dan Tetap Ada.


Beruntunglah mereka yang mengingat saat saat itu, ia hanya bersama Allah. Akankah bersama Kemurkaan Nya atau bersama Keridhoan dan Kecintaan Allah. Dan ingatlah saat saat kita akan berdiri di hadapan Rabbul Alamin.


Allah Swt selalu memuliakan hamba hamba Nya dan memuliakan mereka yang berdosa jika ingin bertaubat kepada Allah. Sebagaimana firman Allah di dalam hadits qudsi riwayat Shahih Bukhari :


“Ketika seseorang hamba Ku berbuat dosa dan kesalahan lalu ia beristighfar kepada Ku dan bertaubat”. Allah menjawab “Hamba Ku itu tahu, ia punya Tuhan Pemelihara yang Mengampuni dosanya dan Memeliharanya maka Aku (Allah) ampuni dosanya”.


Kenapa? setelah berbuat dosa ia bertaubat kepada Allah dengan betul betul keinginan bukan taubat yang main main. Besar keinginannya untuk tidak melakukan dosa tapi barangkali syaitan berhasil menjebaknya lagi, ia terjebak lagi ke dalam dosa, kata Rasul saw. Lalu Rasul saw meneruskan :


“Lalu Allah melihat hamba ini berdosa lagi, maka Allah pun melihat hamba Nya beristighfar dan bertaubat lagi tidak putus asa dari Kasih Sayang Allah” maka Allah menjawab lagi “hamba Ku, hamba Ku” kata Allah. “Dia tahu ada Tuhan Pemelihara yang Memeliharanya dan bisa memaafkan kesalahannya, Kuampuni dosanya”.


Demikian Imam Ibn Hajar Al Asqalani di dalam kitabnya Fathul Bari bisyarah dari Shahih Bukhari menjelaskan bahwa dalam salah satu riwayat para ulama mengatakan “Berkali kali ia terus berbuat dosa lantas bertaubat kepada Allah dan Allah tidak pernah bosan”.


Yang bosan adalah kita, sudah berdosa taubat sekali, berdosa lagi, ahh..sudah nanti kalau saya taubat lagi nanti dosa lagi. Jangan bosan berbuat taubat, justru kita harus bosan berbuat dosa bukan taubat yang ditinggalkan tapi dosa yang mestinya ditinggalkan. Tapi kalau dosa tidak bisa ditinggalkan jangan tobatnya ditinggalkan juga. Biarkan taubat terus menghiasi setiap kali kita berdosa dan teruskan taubat kita, 1X, 2X, 3X, maka pasti Allah tidak akan tinggal diam untuk merubah keadaan kita menjadi lebih baik dan lebih sempurna lagi.


Ya Rahman muliakanlah ayahbunda kami dunia dan akhirat, dhahiran wa bathinan, Rabbiy kami mengadukan keadaan kami, segala kesulitan kami, segala hambatan kami, segala hajat kami yang masih belum terkabul,


Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram inilah dosa dosa kami dan Rabbiy kami juga berdoa untuk teman teman kami dan juga diantara kami yang masih terjebak dalam narkoba, yang masih terjebak dalam perzinahan, yang masih terjebak dalam perjudian, yang masih terjebak dalam kekufuran akidah, hujani mereka dengan hidayah, hujani mereka dengan keinginan untuk sujud, untuk bertaubat kepada-Mu.


Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram benahi bumi Indonesia dan sekitarnya dengan tegaknya panji panji dakwah Nabi Muhammad Saw, jadikan bumi Indonesia selalu bergemuruh dengan shalawat dan dzikir, selalu makmur dengan majelis taklim.


Ya Rahman Ya Rahim dan dukunglah semua mereka yang mendukung dakwah Nabimu Muhammad Saw, Ya Dzaljalali wal ikram Ya Dhaththauli wal in’am inilah doa kami, Wahai Rabbiy Yang Maha Melihat, Wahai Yang Maha Mendengar, inilah sanubari kami,
inilah (kami mengadukan) hari hari esok kami yang barangkali akan muncul kesulitan dan musibah, gantikan musibah itu dengan Rahmat dan Afiah dan seluruh hajat kami.


Pastikan seluruh wajah kami ini tidak melihat api neraka, pastikan kami semua ini haram dari api neraka, pastikan kami semua akan masuk ke dalam surga Mu,


Ya Rahman Ya Rahim Limpahi kami kebahagiaan di dunia dan kebahagiaan di akhirat dan jauhkan kami dari api neraka. Ya Rahman Ya Rahim Ya Dzaljalali wal ikram terbitkan bagi kami matahari kebahagiaan yang tiada pernah terbenam hingga kami menghadap Mu kelak di yaumal qiyamah.


Ya Rahman Ya Rahim..
Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) :
Ya Allah..Ya Allah..Ya Allah..


Faquuluuu jamii’an (ucapkanlah bersama sama) : Laillahailallah Laillahailallah Laillahailallah Muhammadurrasulullah


Washallallahu ala Sayyidina Muhammad Nabiyyil Ummiy wa Shohbihi wa Sallam

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh